Home Away from Home: Daily Life (2)

Setelah minggu lalu membahas bab perbelanjaan dan urusan makanan, kali ini kami akan membahas tentang serba-serbi transportasi dan ibadah di UK. Dimanapun kita berada, hidup sehari-hari pastinya tidak lepas dari mobilitas ya.. Jika di Indonesia kebanyakan dari kita mungkin terbiasa mengendarai mobil atau motor pribadi kemana-mana, juga bus kota dan KRL, maka di sini kita harus membiasakan diri untuk lebih banyak berjalan kaki. Meskipun begitu, untuk tujuan dengan jarak yang lebih jauh ya pilihannya kita harus menggunakan public transportation. Sebagaimana pentingnya makan dan transportasi, ibadah juga menjadi hal pokok dalam aktivitas harian kita. Apa saja macam-macam transportasi umum di Inggris? Mudahkah menemukan tempat ibadah di UK? Simak paparan kami berikut ini ya..

 

Transportasi

Bus, kereta, dan tram,  adalah pilihan moda transportasi umum yang tersedia di Inggris. Tetapi memang jenisnya berbeda di masing-masing kota, dan bahkan tidak semua kotanya memiliki tram. Dengan beragam angkutan umum tersebut, maka kita harus jeli memilih mana yang sesuai dengan preferensi kita baik dari segi harga maupun kenyamanan.

Untuk bepergian baik dalam maupun antar kota, ada beberapa pilihan yaitu naik bus, kereta, dan tram. Hm.. lantas mana yang paling enak dan murah? Tentunya ya pilihan tersebut kita dasarkan pada seberapa sering kita pergi ke tempat tersebut, apakah setiap hari, apakah hanya seminggu sekali atau mungkin dua bulan sekali. Biasakan juga untuk mengecek adakah halte bus atau stasiun kereta yang terdekat dengan rumah maupun lokasi tujuan kita, kemudian pilihlah kombinasi lamanya waktu yang diperlukan untuk menggunakan angkutan umum dan lamanya berjalan kaki. Dengan begitu, anda akan tahu mana yang lebih efisien dari segi waktu. Selanjutnya kita lihat apakah tarif angkutan umum tersebut sesuai dengan budget kita.

Transportasi Dalam Kota

Di Inggris kita bisa memilih ingin naik bus, kereta, subway, atau tram. Tentu saja masing-masing moda transportasi ini memiliki kelebihan dan kekurangan.

  • Bus

Terdapat banyak perusahaan atau provider bus kota di UK, dan biasanya dalam satu kota, semakin banyak perusahaan bus yang beroperasi, tarifnya pun akan bersaing. Di Liverpool misalnya, kita akan menjumpai banyak provider bus yang beroperasi untuk rute yang sama, sehingga penumpang memiliki lebih banyak pilihan. Lain lagi ceritanya di Birmingham, tidak terlalu banyak perusahaan bus yang memiliki rute sama, bahkan nyaris masing-masing bus company nya sudah memiliki rute tersendiri. Nah, kalau kasusnya seperti itu, akibatnya tarif busnya pun menjadi sedikit lebih mahal karena penumpang akhirnya tidak memiliki banyak pilihan.

Tarif bus pun biasanya terbagi menjadi beberapa macam misalnya kita bisa membeli tiket ‘single journey’ jika hanya perlu naik bus satu kali saja, atau ‘one day ticket’ yang dapat kita gunakan untuk naik bus seharian (sehingga tidak perlu membeli tiket lagi setiap kali naik bus). Selain itu, jika kita ingin bepergian bersama teman atau keluarga, ada pilihan tiket ‘group/family day saver’ yang memungkinkan kita bepergian seharian dan dapat dipakai oleh maksimal 5 orang. Tawaran yang cukup menarik, bukan? Biasanya untuk tiket family day saver ini, ada promosi diskon juga untuk hari-hari tertentu, dan kita dapat menemukan update nya lewat internet. Sebagai gambaran, di Birmingham kita dapat membeli single journey ticket dengan uang GBP 2.3, kemudian untuk one day saver kita perlu merogoh kocek sebesar GBP 4.4 (peak hours) atau GBP 4 (off peak hours). Sementara itu, tiket family/group day saver dihargai GBP 8, dimana ini berarti kita hanya membayar sebesar GBP 1.6 saja per orang jika kita memakainya untuk lima orang dan tidak ada perbedaan waktu peak dan off peak untuk tiket ini. Untuk membeli tiket bus, anda cukup memasukkan uang ke dalam kotak uang yang ada di depan, dan mengatakan kepada bus driver jenis tiket yang akan dibeli. Di beberapa kota, perusahaan bus dengan ketat memberlakukan ketentuan ‘no change policy’ yang berarti anda harus membayar dengan uang pas. Namun, di beberapa kota lain, supir bus akan memberikan kembalian apabila anda membayar tidak dengan uang pas.

Wah, repot juga ya harus menyiapkan uang pas saat akan bepergian? Tenang saja. Di beberapa kota, sudah ada pilihan tiket langganan bus atau kartu tap yang berisi saldo. Jadi, anda tidak perlu menyiapkan uang tunai untuk membayar tiket. Hal ini juga cukup membantu karena biasanya perusahaan bus pun memberikan potongan harga bagi pemegang kartu tap.

Bagaimana kita naik bus di UK? Tidak seperti di Indonesia dimana kita bisa memberhentikan bus dimana saja, di UK kita harus memberhentikan bus di halte yang tersedia. Pun, tidak semua bus berhenti di semua halte. Oleh karena itu, bacalah keterangan yang ada di halte saat akan naik bus. Anda dapat mengecek timetable bus agar tahu frekuensi kedatangan bus sehingga tidak perlu terlalu lama menunggu di halte. Anda harus memberi tanda berhenti pada bus, seperti dengan melambaikan tangan, agar bus berhenti di halte tempat Anda menunggu. Untuk anda yang membawa balita yang masih menggunakan stroller, rata-rata bus di UK hanya memiliki space untuk maksimal dua buah stroller. Kalau tidak ada tempat, bagaimana? Anda bisa melipat stroller atau menunggu bus berikutnya. Sebelum berhenti di halte tujuan, jangan lupa untuk memencet tombol ‘stop’ agar supir bus aware untuk berhenti dan menurunkan penumpang.

  • Kereta Api dan Subway

Alat transportasi yang juga sangat reliable dan menjadi pilihan banyak masyarakat di UK adalah kereta. Dengan waktu tempuh lebih singkat dan kondisi perjalanan yang nyaris bebas macet, kereta dan subway menjadi transportasi favorit untuk warganya. Jika dibandingkan dengan bus, kereta api mungkin relatif lebih nyaman dan efisien dari segi waktu, dan biasanya perhitungan harga tiketnya lebih murah. Selain itu, salah satu perbedaan kereta dengan bus adalah jangkauan daerah serta frekuensi. Menggunakan kereta sebagai moda transportasi utama dapat menjadi pilihan apabila Anda tinggal di dekat stasiun kereta dan sering bepergian ke tempat yang juga terjangkau dari stasiun kereta. Anda pun harus mengecek jadwal kereta untuk pergi ke tempat tertentu.

Apabila ada tiket langganan bus sehingga harga tiket lebih murah, kita juga bisa membuat railcard untuk mendapatkan diskon saat membeli tiket kereta. Ada berbagai jenis railcard yang tersedia, seperti 16-25 railcard, student railcard, family railcard, dan two together railcard. Kartu ini bisa digunakan tidak hanya di kota tempat Anda tinggal, tetapi juga di seluruh UK. Selain potongan harga sebesar 30%, biasanya ada juga merchant yang bekerja sama dengan perusahaan kereta sehingga kita pun bisa mendapatkan diskon di toko-toko tersebut.

  • Tram

Sama seperti kereta atau subway, tidak semua kota di UK memiliki tram. Biasanya, hanya kota-kota besar yang menyediakan fasilitas ini. Tram sendiri merupakan sejenis kereta yang beroperasi di jalan raya. Kendaraan ini biasanya memakan waktu tempuh yang lebih lama daripada kereta, tetapi lebih cepat dari bus. Berapakah tiket untuk naik tram? Berdasarkan informasi, pengalaman, dan pengamatan kami, harganya berkisar antara GBP 1 (short-hop) hingga GBP 5 di kota-kota seperti Birmingham dan Manchester.

  • Taxi

Adakalanya kita public transport memiliki kelemahan dalam hal fleksibilitas. Misalnya nih, kita sedang ingin buru-buru atau harus pergi di pagi buta dimana transportasi umum belum mulai beroperasi. Bisa juga, terkadang kita ingin pergi ke suatu tempat yang lokasinya terbilang jauh dari halte bus maupun stasiun kereta. Terlebih lagi jika kita harus bepergian dengan membawa barang bawaan super banyak termasuk koper-koper besar, mungkin menjadi kurang nyaman karena harus berganti-ganti bus atau kereta. Kendala-kendala semacam ini tentunya jangan sampai menghalangi aktivitas kita. Kalau sudah begitu, pilihannya adalah dengan menyewa taksi. Taksi ini moda transportasi yang cukup populer di Inggris, dan bahkan di London, hampir semua taxi berwarna hitam dengan bentuk yang sangat khas. Memang tarifnya lebih mahal, tetapi cukup worth it kok jika kita dihadapkan pada situasi sulit seperti yang kami sebutkan di atas. Selain taksi yang resmi, ada juga minicab yang mematok tarif cukup bersahabat dengan kantong mahasiswa, biasa juga dikenal dengan Taksi Uber. Untuk memesannya, kita harus instal aplikasi nya di smartphone atau gadget terlebih dahulu, baru kemudian kita bisa order taksi tersebut. Teknisnya mirip-mirip seperti grabtaxi atau gojek di Indonesia. Eh, tapi untuk taksi uber ini, kita perlu berhati-hati juga lho. Pengalaman alif, saat ia akan pergi ke city center untuk naik bus ke luar kota, taksi uber yang sudah dipesan tiba-tiba membatalkan order di 5 menit sebelum tiba di rumah. Sehingga ia panik karena waktu keberangkatan yang sudah mepet, tetapi untungnya saat mengorder lagi, ada taksi lain yang berposisi tidak jauh dari rumah.

Transportasi Antar Kota

  • Bus

Jika anda ingin bepergian antar kota di UK, maka bus adalah pilihan transportasi yang cukup bisa menghemat kantong. Megabus (http://uk.megabus.com/) dan National Express (http://www.nationalexpress.com/home.aspx) adalah contoh dua perusahaan bus yang menawarkan harga relatif murah dan menyediakan banyak rute antar kota bahkan hingga ke luar negeri (luar UK). Bahkan untuk Megabus, tidak jarang kita bisa mendapatkan harga hanya GBP 1-2 saja untuk sekali jalan ke luar kota per orang jika kita memesannya jauh sebelum tanggal keberangkatan, agak sulit dipercaya ya, tapi hal ini memang ada lho, hehehe.. Idealnya kita merencanakan tanggal berangkat beberapa minggu sebelumnya, sehingga kemungkinan besar kita masih bisa mendapatkan harga yang paling rendah. Tetapi jika kita baru sempat memesan tiket mendekati hari keberangkatanpun tidak masalah, harga tiket busnya masih terhitung ramah di kantong kok, sekitar GBP 8-12. Saran kami, sebelum memesan tiket, sebaiknya anda bandingkan terlebih dahulu antar bus company, sehingga tahu mana yang lebih murah. Tiket dapat dibeli secara online maupun offline. Untuk pembelian online, sebaiknya anda membawa print-out tiket tersebut untuk ditunjukkan kepada supir sebelum keberangkatan, karena meskipun ada versi digitalnya, tidak semua driver mau menerima dan mengotorisasi tiket yang belum dicetak. Bus yang melayani rute antar kota ini biasanya adalah bus yang berukuran besar dan dilengkapi dengan toilet, dan sebagian besar memiliki electronic plug pada sisi samping tempat duduknya. Berbeda dengan di Indonesia, bus-bus antar kota di UK beroperasi di bawah standar keamanan yang ketat, sehingga hampir dipastikan bus ini akan berhenti minimal satu kali (tergantung jarak yang ditempuh) di rest area, sehingga baik supir dan penumpangnya dapat rehat sejenak sebelum kembali melanjutkan perjalanan.

  • Kereta

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa untuk anda yang memiliki rail card, anda dapat memperoleh potongan harga tiket ketika bepergian ke luar kota dengan kereta. Menariknya lagi, ada pula diskon untuk beberapa tourist attraction di UK jika anda bepergian  menggunakan kereta yaitu dengan menunjukkan tiket kereta anda pada saat membeli tiket di tempat wisata tersebut. Mahal kah tiket kereta? Dengar-dengar, harga tiket kereta di UK termasuk yang paling mahal di dunia apabila dihitung harga per mileage-nya. Namun, ada banyak cara untuk mendapatkan tiket kereta murah untuk transportasi antarkota.

Ada berbagai jenis perusahaan kereta di UK. Biasanya, perusahaan tersebut berbasis pada daerah. Misalnya, perusahaan Northern Rail melayani rute kota-kota di bagian utara UK, Arriva Train melayani rute kereta di Wales, dan London Midland melayani rute London dan West Midlands. Selain itu, ada juga perusahaan kereta yang melayani hampir seluruh rute di UK, seperti Cross Country dan Virgin Train. Masing-masing perusahaan memiliki website masing-masing dan kita bisa memesan tiket dari website-website tersebut. Biasanya, pembelian dari website perusahaan langsung akan lebih murah dibandingkan dengan membeli tiket di website kolektif kereta, seperti Trainline, karena kita akan dikenakan booking fee. Nah, bagaimana cara mengecek penawaran harga tiket kereta termurah? Trainline menyediakan fasilitas pencarian harga terbaik melalui halaman: https://www.thetrainline.com/farefinder/. Setelah mengecek harga, kita bisa langsung menuju website perusahaan kereta untuk melakukan pemesanan tiket. Tiket termurah biasanya didapat dengan membeli advance ticket yang berarti kita hanya boleh bepergian dengan kereta yang tercantum di tiket. Apabila menginginkan fleksibilitas yang lebih tinggi, membeli tiket off peak atau super off peak juga dapat dipertimbangkan. Namun, harus diingat bahwa fleksibilitas yang semakin tinggi berarti harga yang semakin mahal juga. Apabila Anda harus pergi secara tiba-tiba, Anda juga bisa membeli tiket langsung di stasiun, tentunya dengan tarif yang juga lebih mahal.

Kereta antarkota di UK biasanya tersedia dalam kondisi yang baik, atau bahkan sangat baik. Kereta-kereta dilengkapi oleh kamar mandi, area untuk disabled people, beberapa menawarkan makanan dan minuman, dan ada juga yang menyediakan kit permainan anak agar anak tidak bosan selama berada di perjalanan. Sama halnya dengan bus, kereta pun menyediakan electronic plug sehingga kita bisa men-charge baterai alat-alat elektronik selama perjalanan. Berapa lama durasi perjalanan? Tentunya berbeda tergantung jarak dan kereta. Misalnya, kereta London Midlands dari Birmingham ke London biasanya memiliki durasi perjalanan sekitar 2 jam 15 menit. Kereta ini banyak berhenti di stasiun-stasiun kecil sepanjang perjalanan. Namun, apabila kita memilih untuk naik kereta Virgin Train, maka perjalanan yang sama akan ditempuh selama 1 jam 15 menit karena perusahaan ini menyediakan kereta cepat yang hanya berhenti di 1-2 stasiun di antara Birmingham dan London. Lagi-lagi, beda durasi juga berarti beda harga. Cermat-cermat lah dalam memilih!

 

Beribadah di UK

Ibadah merupakan salah satu hal pokok untuk kita dalam rangka pemenuhan kebutuhan spiritual. Bagi umat muslim, tempat ibadah atau tempat sholat tentunya menjadi concern tersendiri ya, apalagi di negara yang muslimnya tergolong minoritas. Akan tetapi, seiring semakin banyaknya warga yang memeluk agama Islam di UK dan meningkatnya pendatang yang juga beragama Islam, menemukan tempat ibadah atau masjid bukan menjadi hal yang sulit. Cara termudah untuk menemukan tempat sholat adalah dengan menuju universitas. Hampir semua universitas memiliki mushola atau setidaknya prayer room, sehingga bagi anda yang ingin sholat dan belum menemukan masjid terdekat, mengunjungi universitas mungkin bisa menjadi alternatif. Selain itu, terdapat banyak masjid tersebar di kota-kota besar di UK, akan tetapi agak sulit untuk menemukan masjid di kota kecil terutama yang tidak banyak penduduk asing (non-UK) bermukim di situ. Datangi saja area pemukiman komunitas umat Islam, maka biasanya tidak jauh dari situ terdapat masjid. Meskipun ada yang memiliki kubah dan menara, bentuk masjid di UK kebanyakan berbeda dengan di Indonesia, karena seringkali tempat ibadah tersebut memakai bangunan yang kemudian dialih fungsikan menjadi masjid, sehingga tidak semua masjid memiliki penampakan layaknya masjid-masjid di negara berpenduduk mayoritas muslim yang biasanya lengkap dengan kubah, menara, ornamen-ornamen khas Islam. Sebelum mengunjungi masjid tersebut, penting juga jika memungkinkan untuk mencari tahu tentang detil masjid tersebut apakah jam buka masjidnya hanya pada saat waktu sholat saja ataukah buka sepanjang hari untuk umum. Selain itu, perlu juga ditanyakan apakah masjid tersebut menyediakan ruangan sholat untuk wanita, ataukah hanya bagi pria. Oh ya! Beberapa masjid juga tidak menyediakan tempat wudhu sehingga biasakanlah untuk berwudhu sebelum bepergian.

Hal yang juga perlu diperhatikan saat beribadah adalah mengenai waktu ibadah. Sebagai Muslim, kami wajib untuk solat lima waktu. Berbeda dengan keadaan di Indonesia yang waktu solatnya tidak jauh berbeda sepanjang tahun, UK adalah negara yang terletak pada zona subtropis sehingga jatuhnya malam dan siang pun silih berganti sepanjang tahun. Keadaan ini membuat waktu solat terus berubah-ubah. Pada musim dingin, Muslim di UK baru solat subuh pada pukul 07.00 (karena matahari pun belum muncul di waktu tersebut) dan solat magrib pada pukul 15.00. Hari sangat pendek sehingga waktu solat pun jaraknya sangat dekat. Namun, pada musim panas seperti saat ini, waktu subuh adalah pukul 03.00 dan magrib jatuh pada pukul 21.30. Ini adalah perhitungan waktu solat di daerah Birmingham, sekitar bagian tengah dari wilayah UK. Semakin ke utara, semakin ekstrem pula perbedaan waktu terbit dan terbenamnya matahari. Oleh karena itu, kita tidak bisa lagi berpatokan pada jam. Biasanya, orang-orang Muslim di UK sudah memiliki aplikasi pengingat waktu solat atau jadwal solat dari masjid terdekat yang ditempel di rumah masing-masing.

Jadi, adaptasi ibadah hanya diperlukan oleh umat Muslim, kah? Berdasarkan hasil pengamatan dan ngobrol-ngobrol kami, ternyata adaptasi pun harus dilakukan oleh orang-orang beragama non Muslim dari Indonesia. UK adalah negara yang mayoritas penduduknya beragama Kristiani, meskipun tidak semuanya merupakan practicing Christian. Yah, semacam kalau di Indonesia mereka-mereka yang hanya numpang agama di KTP. Namun, ada banyak aliran agama Kristen di UK. Bagi umat Kristen dari Indonesia, kadang-kadang agak sulit menemukan tempat ibadah dengan aliran yang sama dengan yang dianut di Indonesia. Beberapa teman sempat ‘nyasar’ gereja, sebelum akhirnya menemukan gereja yang tepat. Berbeda halnya dengan penganut agama Hindu dan Budha yang termasuk agama yang diakui di Indonesia. Jumlah penganut kedua agama tersebut terbilang sedikit di UK dan agak sulit ditemukan. Biasanya, akhirnya orang-orang Indonesia beragama Hindu dan Budha akan berkumpul sesama orang Indonesia untuk beribadah.

Perbedaan aliran ini juga cukup terasa dalam kelompok agama Islam. Di UK, penganut agama Islam kebanyakan berasal dari India, Timur Tengah, Afrika, dan negara-negara Asia Tenggara. Tentunya ini juga mengakibatkan adanya perbedaan cara ibadah dan pendapat mengenai masalah-masalah tertentu. Bukan perbedaan mendasar, tentunya, tapi perlu juga diketahui supaya tidak kaget pada saat beribadah bersama mereka. Misalnya, Izza sebagai orang Indonesia selalu diajarkan untuk solat dengan tidak menggunakan alas kaki. Saat ia berkuliah dan harus solat di dalam ruangan kelas, ia pun melepas sepatu dan solat. Namun, ia cukup terkejut saat seorang temannya yang berasal dari Arab Saudi solat dengan tetap memakai sepatunya. Setelah ditanyakan dan dicek kembali kepada ahli agama, ternyata hal tersebut boleh dilakukan. Pengalaman lain adalah ketika kami melihat orang sholat dengan tidak menyilangkan kedua tangannya di depan dada, padahal di Indonesia kita belajar sholat dengan menyilangkan tangan di depan dada setelah takbiratul ikram. Memang tidak lazim bagi orang Indonesia, tetapi tidak salah. Ya, berbeda belum tentu salah satunya salah, kan? Hal-hal seperti ini mungkin akan cukup sering ditemui saat berada di UK karena banyaknya aliran, perbedaan mahzab, dan lain-lain.

 
Sekian bagi-bagi pengalaman kami mengenai kehidupan sehari-hari di UK. Semoga bisa memberikan gambaran bagi Anda yang berencana untuk datang kesini. Ada pertanyaan? Hehe… Silahkan berikan komentar di blog kami, yaa… Kami akan dengan senang membantu Anda. Nantikan juga tulisan kami minggu depan mengenai budaya lokal di UK.

 

Advertisement

Belajar dari Keberagaman (1)

Sudah lama sebenarnya ingin menulis ini, tapi entah kenapa selalu tertunda. Tema ini bagi saya sangat menggelitik. Sesuatu yang mungkin tidak kita sadari saat tinggal di tempat yang homogen, tetapi sangat terasa saat berada di lingkungan yang sangat multikultural. Keberagaman alias diversity. Kata yang akhir-akhir ini seringkali di dengar, entah karena zaman yang sudah mengglobal, semakin tipisnya jarak antarbudaya, atau karena paham-paham pluralisme. Meskipun baru populer, bukan berarti keberagaman baru saja terjadi. Oh no! Sejak zaman dahulu pun, manusia sudah tersebar di seluruh muka bumi, berbeda-beda.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْناكُمْ مِنْ ذَكَرٍ وَأُنْثى وَجَعَلْناكُمْ شُعُوباً وَقَبائِلَ لِتَعارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ

“Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal”. (Qs. al-Hujurat: 13)

Yak! Di Al Quran pun ada loh, ayat yang membahas mengenai keberagaman. Berarti, ini adalah suatu hal yang niscaya, hal yang pasti adanya dan manusia perlu belajar darinya.

Ngapain sih Za, bahas ini? Pertama, saya ter-trigger oleh percakapan-percakapan kecil dengan seorang anak mengenai dirinya yang berbeda dengan teman-temannya. Maklum saja, saya dan banyak orang Indonesia lain yang tinggal di UK ini kan menjadi anak rantau, diaspora, yang tentu berbeda dengan orang-orang asli UK. Namun, yang berbeda bukan hanya kami. UK adalah negara multikultural. Ada banyak sekali ras, agama, budaya, dan warna kulit yang beragam. Jadi, di negara ini, keberagaman adalah suatu hal yang kasat mata. Berbeda tentunya dengan kondisi di Indonesia yang orang-orangnya pun secara fisik tidak jauh berbeda. Istilahnya, di UK kami terpapar keberagaman eksplisit, sedangkan di Indonesia kita terpapar keberagaman implisit. Ya, kan? Secara fisik mirip bukan berarti tidak berbeda.

Lalu, beberapa waktu terakhir ini saat sudah memasuki bulan Ramadan, si anak kecil ini berkomentar ‘ih, kan nggak boleh ya makan siang hari waktu Ramadan. Orang lain kan ada yang puasa? Nanti yang makan ditangkap’. Jiahaha…. Namanya juga anak-anak, kan? Konsep saling menghormati, otoritas moral, dan perbedaan masih jadi suatu hal yang sangat vague. Saya jadi ingat teori mengenai perkembangan moral-nya Kohlberg yang mengatakan bahwa anak-anak (dan banyak juga orang dewasa yang tidak berkembang penalaran moralnya) masih berada di tahap membedakan benar dan salah karena ada otoritas dan peraturan. Segalanya diterjemahkan secara literal sehingga tidak ada proses berpikir lebih dalam. Jadi, wajar toh si anak berkomentar seperti itu? Penalaran sederhana dan berdasarkan pengamatan. Lah? Memangnya di UK ada aturan orang yang makan siang saat orang lain puasa harus ditangkap? No. Mungkin si anak belajar dari perkataan orang dewasa lain? Mungkin juga ia belajar dari pengamatan bahwa di Indonesia, makan dengan terang-terangan pada saat siang hari di bulan Ramadan adalah hal yang tabu dan perlu mendapatkan semacam ‘punishment’. Terbukti kan, tindakan penutupan warung makan secara paksa berakar dari penalaran pendek macam anak-anak, merupakan bentuk ‘punishment’, dan menurut saya, bentuk nyata dari kurangnya kesadaran akan keberagaman. Bahayanya, masyarakat luas, bahkan anak-anak, lalu belajar dari perilaku mereka dan menginternalisasi penalaran pendek.

Saya sangat bersyukur mendapatkan kesempatan untuk hidup di sebuah negara dengan kultur yang berbeda dengan Indonesia. Saya juga bersyukur bisa merasakan hidup di lingkungan multicultural, dimana saya adalah minoritas. Yah, kita tidak akan selamanya jadi kaum mayoritas, kan? Apa rasanya, Za? Rasanya… saya jadi selalu diingatkan untuk terus menerus menyadari adanya keberagaman dan perbedaan dan untuk terus menerus berusahan untuk menghargai orang lain dan bertoleransi. Yang berbeda belum tentu buruk, yang berbeda belum tentu salah. Slogan ‘Don’t judge a book by its cover’ jadi ucapan yang tidak hanya ucapan, tapi berusaha untuk dipraktikkan.

Terbayang nggak, kalau di negeri minoritas Muslim ini orang-orang yang makan di siang hari saat bulan Ramadan ditangkap? Bisa-bisa perekonomian mati dan tinggal segelintir orang yang masuk sekolah, kantor, dan tempat-tempat publik lainnya. Lalu, apakah jadinya terbalik, justru umat Islam yang harus bertoleransi terhadap orang-orang yang tidak berpuasa? Well, toh orang-orang non Muslim disini yang mengetahui bahwa kita berpuasa pun menghargai kok. Setidaknya dengan mengucap ‘Ramadan Kareem’ atau dengan meminta maaf saat harus makan di hadapan kita.

Bagi saya, toleransi adalah two-way interaction. Kalau dulu di Indonesia yang mayoritas penduduknya adalah umat Islam dan berasal dari ras Melayu, maka bukan berarti hanya yang minoritas yang harus bertoleransi pada yang mayoritas. Saat yang minoritas bertoleransi dengan tidak makan di area umum, maka yang mayoritas pun harus bertoleransi dengan memahami bahwa ada orang yang tidak berpuasa dan harus makan. Ya, nggak? Sama juga seperti saya di sini. Ketika saya bertoleransi dengan mereka yang tidak berpuasa dan harus melihat di depan mata orang-orang tersebut makan dan minum, mereka pun bertoleransi dengan menghargai keputusan saya untuk berpuasa. It goes around.

Mungkin kita semua harus lebih banyak lagi terpapar keberagaman sehingga bisa belajar lebih banyak lagi tentang toleransi. Suatu hal yang saat diukur, mungkin tidak ada titik tertingginya juga. Oleh karena itu, kita, terutama saya, harus lebih banyak lagi berefleksi, menghayati, mengalami, dan mengamati sehingga bisa menjadi orang yang lebih bijak dalam menghadapi perbedaan.

Selamat berpuasa, selamat tidak berpuasa, selamat berlatih bertoleransi.

Living as a Muslim in Birmingham

Okay, I admit that the title is a bit overgeneralizing but I just want to share my experience so far, living here as a Muslim in Birmingham. Having had the experience of living in Hull where I must say that I even went to the mosque during Ramadhan far more frequently than when I was back home, I start to compare my life here and there.

It was quite a small community we had in Hull and I felt like I had a family there – people with the same religion and living the same way of life. The mosque was very comfortable, there were lots of activities, and it was full during the Ramadhan. Obviously I haven’t experienced Ramadhan in Birmingham but I hope it is better!

Now in Birmingham, there are many Muslims. Based on the Census on 2011, the Muslims were 21.8% of the total population in Birmingham (http://www.birmingham.gov.uk/cs/Satellite?c=Page&childpagename=Planning-and-Regeneration%2FPageLayout&cid=1223096353923&pagename=BCC%2FCommon%2FWrapper%2FWrapper). Therefore, it is not unusual to find many women with hijab around the city. There are immigrants, Muslims from all around the world, and also local people. In regard to the usualness (I’m not even sure that’s a word) of people wearing hijab, I don’t think it’s far different with Indonesia, honestly and in my opinion, it is quite easy and comfortable living as a Muslim in Birmingham.

As a Muslim, I have to pray five times a day. The time of the prayer depends on the position of the sun. It is quite easy to do it during the fall season but in my experience, finding time and place to pray during the winter was kind of a challenge. Sometimes, I had to pray twice throughout a lecture and with the condition; I had to pray in empty rooms around my class. That also happens here in Birmingham. As the prayer room in the university is placed in the Guild of Student – which is quite far from certain points in the university, my husband sometimes has to pray in empty rooms. The good thing is, in several restrooms in the university, there are places to do ablution or mostly known as wudhu. Well, not only in the university, even in the airport the restrooms are integrated with wudhu place. It’s comfortable, right? In the city center, there was limited space to pray. Yes, we can pray in the park or other open public spaces or sometimes we pray sitting on benches. Now, there was this multi-faith prayer room in Birmingham New Street Station. Yeay! The place is right in the middle of the city center and very easy to reach. There shouldn’t be any more problem trying to find places to pray. The place is not big but it is enough.

Another thing that people usually feel kind of difficult is halal food. As you can guess, there are many Muslims here so halal food shouldn’t be a problem. Yes! It isn’t a problem at all. We can find halal food almost everywhere, such as restaurants, takeaways, and food courts. The halal meat is also easily available. There are special butchers selling halal meat and even Tesco has its own butcher serving halal meat. It is nice because in Hull, there is only frozen halal meat.

During my time living in the UK, I haven’t got any different treatment because of my religion. I think it is a quite friendly country to live in. It is even friendlier here in Birmingham. The city is quite tolerant when you show your religious attributes, even there are people persuading others to know more about Islam and playing Quranic recitals in the city center. So don’t be afraid to come and live here because the negative rumors you hear, maybe they are just rumors.

Oct 05, 2015

At the Near End of Ramadhan

I wrote something in the beginning of Ramadhan. And now it’s nearly the end of Ramadhan. After almost a month fasting and experiencing the Ramadhan life in here… well, I can say that this is the most memorable Ramadhan for me!

How can I say that? First of all, I am quite sad. In my opinion at least, when you are sad and feel like you are going to miss something, then that thing must be precious and special… And because you miss it, you must have a pleasant memory about it. I am sad that Ramadhan this year is going to end very very soon. Time flies, really…

And, when you expect that the Ramadhan feeling in here is not that strong as in muslim majority country like Indonesia… well, it isn’t that strong. But I think, the condition of being in a country where most people don’t fast or even know anything about Ramadhan makes muslim people a lot closer to each other. I don’t know because I wasn’t that diligent to go to the mosque during Ramadhan in Indonesia, but I feel like the mosque in here (well, in the university) is so much alive. It’s like the centre of muslim people’s (well, some of them) life.

In addition to that, for me, the mosque feels like home. The university mosque here is small. Don’t even try to compare it with MUI. It’s too small. But I really like it here. Again, because there are not that many muslim people, we gather in the mosque almost everyday. Well, for me it’s more like not too many days and for some it’s more like everyday. The environment is very comfy. We have our ifthar here, pray Maghrib together, eat dinner, up to tawarih together. It is so much fun! The ifthar is free by the way and it’s nice for single fighters (anak kos) in here because there’s always some more food left so we can bring it home for suhoor. And the prayers were very very nice. It’s not too long or too fast and you won’t even notice that you’re in the UK.

Moreover, as it brings muslim people together, I have so many friends. You know, people that you see sometimes in the mosque when you pray… now you get to know them. You know their name and where they live and you feel like you’re a family. Seriously…  Well, again this writing is not generalisable. It is my opinion and own experience so please read it with this awareness in mind although I think there will be a few people who share the same idea as me.

So, it really has been a great Ramadhan for me. Although I’m far away from home, I’ve found a new home. LOL. To be honest, I like the Ramadhan here more than in Indonesia. In my own experience, I can focus more on doing Ramadhan deeds and I think the obstacles – as in going to the mall or doing unimportant things – are less in here. I am sad, really… that Ramadhan is going to end soon. Anyway, it’s a pleasure that I can experience Ramadhan in here and I think I won’t forget this moment. Make the most of the last few days of your Ramadhan! 🙂

 Aug 06, 2013

Ramadhan in the UK

Finally, after thousands of reblogs (lebaaay), I got my urge to write back. I’m going to write in English now – again, finally after some mixed language entries, LOL. So, according to the theme nowadays for Muslims all around the world, I will write about Ramadhan.

This year’s Ramadhan is quite different for me, and probably my family as well. Why? Because we are separated! I am fasting here in the UK, my sister is fasting in Thailand and my parents are in Indonesia. Well, but I am grateful because I can have this kind of new experience to fast alone, far from home. Yeay! Anyway… how’s Ramadhan in the UK?

First of all, Ramadhan is Ramadhan. I mean, wherever you are, the essence will always be the same. So, although UK is not a Muslim-majority country, Muslim people here still fast and try to be close to Allah more than any other months (well, as long as I know). If you look at the mosques here, it’s almost the same with mosques in Indonesia. They have different kinds of programs for Ramadhan, they also provide ifthar and held tarawih prayer. The point is that in Muslim community, Ramadhan is still Ramadhan and we do what we usually do in Ramadhan with no difference (actually, this year’s Ramadhan must be better than the previous one!).

BUT, again as a non Muslim-majority country, Ramadhan here is different than Ramadhan back in my country, Indonesia. What’s different? LOTS! LOL. I am exaggerating. Okay, here’s the differences…

1. This year’s Ramadhan is in the middle of summer. Yes, you’re right! If you live in tropical areas, you may not experience the seasonal different which affect like your whole daily life. In here, in this Ramadhan, we fast in the middle of the summer in the UK and as we have to fast from the sunrise until the sunset, we have like around 19 hours to fast. Is it difficult? Well, if you think about it you will think that it is. However, if you do it… it’s not that bad, really… It is manageable.

2. As Ramadhan is in the middle of summer, it is HOT in here. It’s not like super hot as in Indonesia. At least I’m not that thirsty. But it is still hot. The temperature nowadays is more to over 20 degrees Celsius. If you’re Indonesian and live in Indonesia, you may think that WOW, that’s not hot. But trust me, when you spend months in the UK, over 15 degrees Celsius can feel really really hot.

3. Again, related to summer, the night time is very short. We have around 5 hours of night time that we have to use to pray and be close to Allah. Yes, I heard that we have to spend the most of our Ramadhan night to pray. So, within 5 hours you have sooooo many things to do from ifthar until suhoor. I personally choose not to sleep at night because I’m afraid I’ll sleepover. LOL. I don’t want to miss suhoor because it’s a barakah time and I want to pray Qiyamullail. So, in these past few days, I didn’t sleep at night and I slept later during the day. Your daily life literally flipped around! It is quite easy for me because I don’t really have to work everyday, but if you are working in the UK with like certain office hour… I don’t know what to do. Haha

4. The atmosphere.  Of course, different place has different atmosphere. As not so many Muslims in here (well, comparing to Indonesia), the Ramadhan atmosphere isn’t really obvious. People live their life as usual, there’s no difference with any other months. It’s neither positive or negative as I don’t really care about it but sometimes I miss the Ramadhan atmosphere in Indonesia. Anyway, it’s rather out of context but it is nice that this year, Channel4 have a special Ramadhan program everyday (Ramadhan reflection) and every week (Ramadhan in UK). So, at least we still have Ramadhan TV programs here. LOL (no Para Pencari Tuhan, though)

5. I am alone. This is personally about me. If you’re in the UK with your family then it’ll be alright. For me, I live alone here so I have to fast and arrange my Ramadhan alone (poor me, wkwkwk). For me, I am still getting used to the way I have to arrange my Ramadhan by myself. You know, life is so much easier in Indonesia regarding Ramadhan. I mean, in terms of food and you needs. You can just buy things anywhere, whenever. People even open their restaurants for suhoor. What a life! Here, you have to arrange it by yourself. I have to cook, think what to eat, think what to do and when I have to do that. I’ve learned a lot. I am lucky though because someone just moved in to my house and she is a Muslim. It’s nice to have someone around during ifthar and suhoor because our ifthar is at around 9.30 when everyone’s already having their night out or ready to sleep (I don’t think they’re asleep though) and the suhoor is at 1.30 because Subuh time is at 2.30 when people are asleep or still drunk in bars. Plus, I also have some Indonesian friends here so I can still come over and get together with them.

That’s pretty much all, I think – except the fact that we cannot have the ‘Ramadhan foods’ like in Indonesia (well, we can if we want to cook it by ourselves which… I don’t). See, Ramadhan is still Ramadhan, in whatever situation you are. What we, well I, have to do is to make the most of it; strive to conquer (caelah bahasanyaa) all obstacles to be a fully taqwa person at the end. Insha Allah.

Happy Ramadhan, everyone! Taqabbalallah! 🙂

Jul 13, 2013